12
KULINER SEMARANG
1. Lumpia
Semarang
Kuliner
khas peranakan China ini telah melekat kuat sebagai penganan khas Semarang. Ada
empat sentra utama penjaja lumpia. Yaitu di Gang Lombok, Jalan Pemuda, Jalan
Mataram, Jagalan serta Jalan
Pandanaran Semarang. Masing-masing memiliki ciri khas walaupun
pengelolanya masih punya ikatan keluarga.
Lumpia
Gang Lombok no 11 bisa jadi warung lumpia tertua. Kini sudah dikelola generasi
ketiga. Warungnya terletak di dekat Klenteng Tay Kak Sie, sekitaran Pasar Johar
Semarang dan tidak buka cabang. Mereka menyediakan dua jenis lumpia, basah dan
goreng. Kulit lumpia terasa lembut dengan isian yang padat. Paduan rebung muda,
udang dan telor terasa pas dan tidak berbau, enak dinikmati bersama saus dan
daun bawang segar.
Satu lumpia dibandrol Rp10 ribu. Tergolong
mahal tapi juara soal rasa. Warung lumpia ini buka mulai jam 8 pagi sampai jam
empat sore. Tapi pada musim liburan atau akhir pekan, tidak jarang warung tutup
sekitar pukul 13.00 -14.00 WIB saking banyak peminat. Untuk oleh-oleh, lumpia dikemas dalam besek
bergaya ‘jadul’, berisi 10 lumpia. Untuk perjalanan luar kota, sebaiknya
membawa lumpia basah yang nantinya bisa digoreng sendiri. Sebab lumpia
basah tanpa pengawet ini bisa tahan 3 hari.
Jika
ingin menikmati lumpia di warung ini, datanglah awal hari ketika belum terlalu
ramai. Tempat makan di sini tergolong sempit, jadi tak akan nyaman menyantap
lumpia panas saat ramai. Pilihan jajan lain di sekitaran gang Lombok yang
patut dicoba ialah Es Gang Lombok. Tampilannya
cerah berkat sirup merah. Bahan utama es ini menggunakan manisan mangga, kelapa
muda dan cincau. Segar!
2.
Tahu gimbal
Pedagang tahu gimbal di Semarang banyak
terdapat di sekitaran Taman KB, depan SMA 1 Semarang, Jalan Menteri Supeno.
Makan tahu gimbal disini bisa sekalian ‘ngadem’ di taman. Pilihan lain ialah di
sekitaran Masjid Baiturrahman, Simpang Lima Semarang. Namun sajian Tahu Gimbal
yang terkenal ada di Plampitan. Buka siang hari dan tutup pukul 21.00 WIB.
Hanya saja, warung “Lumayan” ini bisa tutup cepat jika sudah habis. Harga
rata-rata Rp8000- Rp10.000.
Racikan tahu gimbal terdiri dari potongan tahu
goreng, lontong, tauge, telur ceplok, rajangan kubis mentah dan gimbal.
Gimbal sendiri berwujud bakwan udang. Biasanya si penjual tidak mengiris
lontong, tahu dan gimbal dengan pisau, melainkan mengguntingnya dengan gunting
besi bergagang hitam. Kemudian, campuran bahan itu diguyur saus kacang petis
udang. Nyam!
3.
Tahu Pong
Tahu Pong enak dicamil, berwujud tahu goreng
garing dan gurih, yang dalamnya kosong (kopong). Karena itu dinamai tahu
pong. Di Semarang, penjual tahu pong terkenal ada di Jalan Gajah Mada,
berseberangan dengan Gereja Bethel. Tempat ini mudah dicapai dari Simpang Lima,
berjarak dua kali perempatan lampu merah.
Tahu Pong enak dimakan saat panas, dicocol
petis udang yang encer, berteman acar dan ulegan kasar cabai hijau. Biasanya
tahu pong disajikan dengan gimbal udang dan telur bulat yang digoreng. Kemudian
dimakan dengan cocolan petis tersebut. Harga satu porsi berisi 6 tahu
pong ialah Rp6000 saja. Tapi jika ingin versi lengkap tahu pong, gimbal udang
dan telor, siapkan Rp12 ribu untuk seporsinya.
4.
Tahu Baxo Ibu Pudji
Selain tahu pong dan tahu gimbal, wajib juga coba tahu baxo Ibu
Pudji. Cara penulisan yang nyentrik membuat tahu baxo Ibu Pudji mudah diingat.
Tahu baxo ini berupa tahu coklat tebal yang tengahnya diisi dengan adonan bakso
sapi yang lezat. Tahu ini bisa digoreng di tempat dan langsung disantap, atau
dijadikan oleh-oleh saat setengah matang. Tahu baxo yang belum digoreng dijual
seharga Rp30 ribu per kotak, sedangkan tahu baxo yang sudah digoreng dijual
seharga Rp32 ribu per kotak.
5.
Pisang Plenet
Mumpung
masih di seputaran Gajah Mada, sempatkan mencoba pisang plenet. Dalam bahasa
Jawa, plenet berarti penyet. Diplenet berarti dipenyet atau ditekan. Pisang
dibakar diatas bara api hingga layu dan berwarna kecoklatan, lalu diplenet
menggunakan papan kecil seperti talenan. Kemudian pisang dioles margarin. Ada
tiga pilihan rasa, yaitu meises, selai nanas dan gula putih. Selanjutnya,
satu pisang plenet lainnya ditangkupkan, seperti sandwich.Untuk
pisang plenet, digunakan pisang kepok raja yang benar-benar manis dan
berwarna kuning. Pisang jenis ini banyak didapatkan di pasar-pasar di Semarang,
berbeda dengan kepok putih yang terasa sepat dan biasa dijadikan makanan
burung. Jika penasaran, berburulah di sore hari ketika gerobak-gerobak penjual
pisang plenet mulai berdatangan. Satu porsi pisang plenet dijual dengan harga
Rp6000.
6. Bandeng
presto
Salah satu oleh-oleh terkenal dari Semarang ini
banyak dijajakan di deretan toko sepanjang Jalan Pandanaran. Salah satu yang
terkenal ialan Bandeng Juwana. Bandeng presto ialah bandeng yang dimasak dalam
panci bertekanan tinggi (presto). Dikemas dalam kemasan kedap udara, bandeng
presto bisa awet bermingu-minggu jika disimpan dalam kulkas. Biasanya, bandeng
presto digoreng begitu saja atau dibalut telur. Tersedia sambal khusus sebagai
pelengkap. Enak dibuat cocolan bandeng untuk disantap dengan nasi putih yang
pulen panas.
Saat ini bandeng presto dijual makin
bervariasi. Ada bandeng presto kremes, otak-otak bandeng hingga bandeng yang
‘diselimuti’ telur. Untuk pilihan oleh-oleh, bandeng presto original adalah
pilihan terbaik.
7.
Wingko Babad
Toko-toko di sepanjang Jalan Pandanaran yang
menjual Bandeng Presto juga menawarkan wingko babad. Penganan khas Semarang ini
dikemas dalam besek atau kardus kotak, biasanya muat 20 bungkus. Wingko sendiri
merupakan jajanan yang terbuat dari ulenan beras ketan dan kelapa yang dibakar.
Rasanya gurih dan awet 2-5 hari walau dibuat tanpa bahan pengawet. Kini
tersedia beragam varian rasa, mulai dari kelapa muda, nangka, coklat hingga
durian. Anda akan menemukan banyak wingko babat bermerek Dryana ataupun
NN. Meniko. Selain di jalan Pandanaran, sentra penjualan wingko babat ada
di Jalan Cenderawasih dengan merek ‘Cap Kereta Api’, D Muljono.
D. Muljono merupakan pionir usaha wingko di
Semarang. Dia berasal dari desa Babad, Jawa Timur. Dari situlah nama
Wingko Babad berasal. Bersama istrinya, D. Muljono merintis bisnis ini sejak
tahun 1946. Tak heran jika wingko cap kereta api sangat terkenal. Jika tak
hati-hati, Anda bisa salah beli versi palsu-nya. Satu bungkus wingko yang habis
sekali makan, dijual dengan harga Rp2000.
8. Kue Lekker
Paimo
Jauh sebelum ragam crepes melanda mal ibu kota,
Semarang sudah punya kue lekker. Yang terkenal ialah kue lekker Paimo. Sudah
beroperasi sejak 1978 di lapak kaki lima depan SMA Kolose Loyola, Jalan
Karanganyar Semarang. Tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit Telogorejo, Semarang. Yang istimewa dari kue lekker Paimo ialah
sambal pedas dan isian yang yahud! Kalau biasanya kue lekker tersaji tipis
dengan isian gula pasir, meises ataupun potongan pisang, maka kue lekker Paimo
tersaji dalam dua ketebalan.
Yang
tipis kering disebut tipker. Ada pilihan karamel dan coklat. Sedangkan yang
tebal memiliki varian isi antara lain telur sosis keju, keju abon, jagung
manis, hingga telur sosis tuna keju. Jika tak suka pedas, lebih baik
wanti-wanti sejak awal. Nikmati selagi panas dan rasakan juga sedapnya irisan
daun bawang yang ditabur dalam isian kue lekker tebal ini.
Kue Lekker Paimo buka dari pagi hingga sore
hari. Tidak jauh dari Lekker Paimo terdapat Asem Asem Koh Liem yang juga banjir
peminat.
9.
Es Cong Lik
Es puter khas Semarang ini terkenal karena cita
rasa buah yang segar. Tersedia 10 varian rasa hasil olahan buah tanpa bahan
pengawet. Antara lain coklat, sirsak, kopyor, leci, kelengkeng hingga belewah
dan kacang ijo. Yang populer ialah durian dan alpukat.
Es Cong Lik tersedia di Warung Semawis,
Pecinan, Semarang. Ada juga penjual Es Cong Lik di depan RS Telogo Rejo ataupun
di Simpang Lima, di samping hotel Citraland. Porsinya kecil, sekitar 1-2 scoop
es. Harga rata-rata Rp9.000 kecuali durian Rp12.000.
Cong Lik sendiri berasal dari kata “Kacung
Cilik” atau pembantu kecil. Sebab pemilik es puter ini, Sukimin, saat
kanak-kanak dulu pernah menjadi pelayan orang Jepang yang tinggal di Hotel
Jansen, Semarang. Dulu Sukimin memulai bisnis es puter di malam hari sebab tidak
mampu menyewa warung untuk jualan. Kini Es Cong Lik bisa dinikmati di siang
hari.
10. Nasi Gandul
Sebetulnya makanan ini termasuk kuliner khas
Pati, sebuah kota tidak jauh dari Semarang. Tapi jika tak sempat mampir Pati,
bolehlah mencoba di Semarang. Dua warung nasi gandul yang terkenal di Semarang
ialah Nasi Gandul Pak Memet di Jalan Dr Cipto dan Nasi Gandul Pak Subur di
depan Rumah Sakit Umum Telogorejo.
Nasi Gandul berwujud nasi putih hangat yang disajikan bersama lauk
dari sapi, bisa daging, lidah, jeroan, paru, apapun bagian lainnya dari badan
sapi. Lalu diguyur kuah campuran kaldu dan santan berwarna kecoklatan, keruh
dan encer.
Sebagai pelengkap ialah jeruk nipis, tempe yang
digoreng garing serta sambal. Paling enak dinikmati sembari diselingi teh manis
panas. Porsi nasi biasanya sedikit saja, dengan kuah yang ‘banjir’ diatas alas
daun pisang. Karena itu wajar jika banyak pengunjung yang minta tambah hingga
3-5 piring!
Nasi Gandul paling nikmat disantap pada malam
hari. Apalagi saat hujan. Tapi hati-hati yang punya kolesterol tingi ya!
11. Mi Kopyok
(Mi Lontong)
Makanan yang dijual di pagi hari ini berupa mie
kuning dicampur tauge dan remah karak atau gendar, semacam kerupuk dari nasi.
Kemudian, disiram kuah berupa air bawang putih, ditaburi daun seledri dan
bawang goreng lalu diberi kecap manis. Meski membuat mie kopyok sangat mudah, biasanya
orang Semarang suka beli di salah satu penjual yang terkenal, Mie Kopyok Pak
Dhuwur. Warung tenda sederhana ini terletak di Jalan Tanjung, di belakang
kantor PLN. Harganya ringan di kantong, cuma Rp7000 saja. Tapi rasanya,
cukup lah untuk memulai petualangan kuliner yang mengesankan di Semarang.
12. Nasi Ayam
Semarang
Jika Anda pernah menyantap nasi liwet khas
Solo, maka Anda akan menemukan kemiripan pada nasi ayam semarang. Nasi yang
digunakan ialah nasi gurih, berlauk suwiran daging ayam, sambal goreng labu dan
krecek, dilengkapi tahu bacem ataupun tahu putih dan kuning, serta telur
pindang yang kecoklatan. Racikan itu kemudian diguyur kuah santan kuning yang
gurih. Agar tambah sedap, lengkapi dengan sambal dan kerupuk. Jika suka, santap
bersama sate jerohan yang tersedia.
Nasi ayam ada yang disajikan langsung di pincuk
daun pisang, atapun piring dengan alas daun pisang. Beberapa warung nasi ayam
yang bisa dicoba ialah Nasi Ayam Bu Wido di Jalan Melati Selatan, Nasi Ayam Bu
Nyoto di Jl MT Haryono (buka malam hari), serta Nasi Ayam Karangkojo di depan
RS Telogorejo, Simpang Lima. Di warung nasi ayam Bu Nyoto, sepincuk
dihargai Rp10 ribu, dengan krupuk gratis semau Anda.
Oleh: Ari Suryati